7 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun di Danau Toba
Newslampura - Peristiwa tenggelamnya kapal penumpang KM Sinar Bangun di kawasan perairan Danau Toba di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Senin (18/6/2018), masih menyisakan sejumlah pertanyaan.
Sejumlah informasi yang sampai ke masyarakat juga masih simpang siur, termasuk kronologi dan jumlah penumpang yang dibawa kapal saat berangkat dan jumlah korban yang masih hilang.
Berikut ini fakta-fakta seputar tragedi di Danau Toba ini yang dirilis oleh Divisi Humas Mabes Polri, seperti disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (20/6/2018):
Dan inilah 7 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun di Danau Toba
1. Waktu dan lokasi
KM Sinar Bangun tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun pada Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.15 WIB.
Kapal tenggelam sekitar satu mil dari Pelabuhan Tigaras.
Kapal kayu ini kerap dioperasikan untuk membawa manusia dan kendaraan roda dua untuk menyeberangi Danau Toba.
Biasanya, penumpang membayar ongkos di dalam saat kapal sudah berlayar.
2. Korban selamat
Sudah ada 18 korban yang ditemukan selamat.
Korban dirawat di Puskesmas Simarmata di Samosir serta di Puskesmas Tigaras.
3. Korban tewas
Satu orang ditemukan tewas atas nama Tri Suci Hadayani (24).
Jenazah perempuan yang beralamat di Aceh Tamiang ini ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas Tigaras.
Baca juga: Perpanjang SIM Dan Buat Baru Pakai Tes Psikologi Mulai 25 Juni
4. Korban hilang
Untuk sementara, korban yang dinyatakan hilang berjumlah sekitar 195 orang.
Data sementara ini berdasarkan daftar di papan aduan keluarga penumpang yang tertera di Posko Tigaras.
Beredar daftar 166 korban hilang dalam peristiwa ini.
Kadis Infokom Samosir Tombor Simbolon mengatakan bahwa data tersebut diperoleh berdasarkan informasi dari keluarga korban.
Namun, belum dapat dipastikan apakah nama tersebut benar korban kapal tenggelam.
Selain itu, ada pula daftar 189 korban hilang di Posko Simanindo.
Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, daftar ini muncul karena banyak keluarga mengadukan kehilangan anggota keluarganya.
Polri menyampaikan pula bahwa jumlah data korban yang valid masih belum dapat dipastikan karena tidak adanya daftar manifes penumpang kapal KM Sinar Bangun.
Hal ini menjadi kendala dalam menentukan jumlah penumpang yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
5. Benda yang ditemukan di sekitar lokasi
Polres Samosir beserta tim dari Satpol PP Kabupaten Samosir menemukan sebuah tas berwarna hitam berikut 1 unit telepon genggam beserta KTP atas nama Maya Oktavianti asal Binjai yang diduga sebagai seorang penumpang kapal.
Polisi juga menemukan tiga buah tas, tali sepanjang 10 meter, satu helm berwarna coklat, dua jaket, dua jeriken, satu topi, satu tempat sampah dan satu buah ember berwarna biru beserta potongan jeriken bekas oli.
Baca juga : Waspadai 5 Dampak Berbahaya Ini Akibat Dari Minum Sambil Berdiri
6. Posko dibangun
Di Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir didirikan Posko Disaster Victim Identification (DVI) yg dipimpin oleh Kabid Dokkes Polda Sumut Kombes dr Sahat Harianja dan Karumkit Bhayangkara Tingkat II Medan dr A Nyoman Purnama Wirawan.
Selain itu, di Pelabuhan Simanindo juga didirikan dapur umum untuk menerima sumbangan dalam bentuk barang dan bahan makanan dan uang serta posko kesehatan.
7. Cuaca buruk dan ombak tinggi
Petugas menyebutkan angin kencang dan ombak tinggi menjadi kendala dalam pencarian para korban yang hilang.
Kepala Basarnas RI Marsdya M Syaugi menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim elite dari pusat serta peralatan canggih ke Tigaras dan Simanindo untuk mencari penumpang yang masih hilang.
Syaugi mengatakan, tim membutuhkan alat remotely operated underwater vehicle atau robot bawah air yang dikendalikan dengan alat pengendali untuk bisa melihat ke dalam air. (newslampura)
VIDEO TERKAIT :
Sejumlah informasi yang sampai ke masyarakat juga masih simpang siur, termasuk kronologi dan jumlah penumpang yang dibawa kapal saat berangkat dan jumlah korban yang masih hilang.
Berikut ini fakta-fakta seputar tragedi di Danau Toba ini yang dirilis oleh Divisi Humas Mabes Polri, seperti disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (20/6/2018):
Dan inilah 7 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun di Danau Toba
1. Waktu dan lokasi
KM Sinar Bangun tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun pada Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.15 WIB.
Kapal tenggelam sekitar satu mil dari Pelabuhan Tigaras.
Kapal kayu ini kerap dioperasikan untuk membawa manusia dan kendaraan roda dua untuk menyeberangi Danau Toba.
Biasanya, penumpang membayar ongkos di dalam saat kapal sudah berlayar.
2. Korban selamat
Sudah ada 18 korban yang ditemukan selamat.
Korban dirawat di Puskesmas Simarmata di Samosir serta di Puskesmas Tigaras.
3. Korban tewas
Satu orang ditemukan tewas atas nama Tri Suci Hadayani (24).
Jenazah perempuan yang beralamat di Aceh Tamiang ini ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas Tigaras.
Baca juga: Perpanjang SIM Dan Buat Baru Pakai Tes Psikologi Mulai 25 Juni
4. Korban hilang
Untuk sementara, korban yang dinyatakan hilang berjumlah sekitar 195 orang.
Data sementara ini berdasarkan daftar di papan aduan keluarga penumpang yang tertera di Posko Tigaras.
Beredar daftar 166 korban hilang dalam peristiwa ini.
Kadis Infokom Samosir Tombor Simbolon mengatakan bahwa data tersebut diperoleh berdasarkan informasi dari keluarga korban.
Namun, belum dapat dipastikan apakah nama tersebut benar korban kapal tenggelam.
Selain itu, ada pula daftar 189 korban hilang di Posko Simanindo.
Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, daftar ini muncul karena banyak keluarga mengadukan kehilangan anggota keluarganya.
Polri menyampaikan pula bahwa jumlah data korban yang valid masih belum dapat dipastikan karena tidak adanya daftar manifes penumpang kapal KM Sinar Bangun.
Hal ini menjadi kendala dalam menentukan jumlah penumpang yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
5. Benda yang ditemukan di sekitar lokasi
Polres Samosir beserta tim dari Satpol PP Kabupaten Samosir menemukan sebuah tas berwarna hitam berikut 1 unit telepon genggam beserta KTP atas nama Maya Oktavianti asal Binjai yang diduga sebagai seorang penumpang kapal.
Polisi juga menemukan tiga buah tas, tali sepanjang 10 meter, satu helm berwarna coklat, dua jaket, dua jeriken, satu topi, satu tempat sampah dan satu buah ember berwarna biru beserta potongan jeriken bekas oli.
Baca juga : Waspadai 5 Dampak Berbahaya Ini Akibat Dari Minum Sambil Berdiri
6. Posko dibangun
Di Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir didirikan Posko Disaster Victim Identification (DVI) yg dipimpin oleh Kabid Dokkes Polda Sumut Kombes dr Sahat Harianja dan Karumkit Bhayangkara Tingkat II Medan dr A Nyoman Purnama Wirawan.
Selain itu, di Pelabuhan Simanindo juga didirikan dapur umum untuk menerima sumbangan dalam bentuk barang dan bahan makanan dan uang serta posko kesehatan.
7. Cuaca buruk dan ombak tinggi
Petugas menyebutkan angin kencang dan ombak tinggi menjadi kendala dalam pencarian para korban yang hilang.
Kepala Basarnas RI Marsdya M Syaugi menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim elite dari pusat serta peralatan canggih ke Tigaras dan Simanindo untuk mencari penumpang yang masih hilang.
Syaugi mengatakan, tim membutuhkan alat remotely operated underwater vehicle atau robot bawah air yang dikendalikan dengan alat pengendali untuk bisa melihat ke dalam air. (newslampura)
VIDEO TERKAIT :
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda